Pesantren Ath-Thoyyibah Indonesia, Asa ini kutitipkan.

Pesantren Ath-Thoyyibah Indonesia adalah pondok pesantren yang termasuk senior di Sumatera Utara. Usianya hampir 40 tahun, untuk umur manusia, usia tersebut sudah dapat dikatakan matang, namun bagi sebuah perjalan sebuah institusi pendidikan belum dapat dikatakan demikian, masih banyak hal yang ingin dicapai, masih banyak hal yang belum terpenuhi.

Pesantren yang terletak di desa Pinang lombang, kabupaten Labuan Batu, Rantau Prapat Sumatera Utara ini, banyak menyimpan kenangan, terutama bagi penulis, bagaimana ketika itu bersama Ayah Haji Adnan Lubis (pimpinan Pesantren, yang kalau di Pulau Jawa disebut Kiyai) dan guru-guru senior, juga santri-santriyah lainya dalam mengemban amanah menuntut ilmu. Pesantren ini telah banyak melahirkan banyak generasi berprestasi, ada ulama, aparatur negara, akademisi, legislatif, eksekutif dll

salah satu sudut asrama putra
Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan, ini mengacu pada pola pendidikan pesantren, dimana santri diasramakan dan tidak boleh pulang sesuka hati mereka, sedang Istilahpesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata “santri” berarti murid, walau nama pesantren kadang juga berbeda untuk beberapa daerah, seperti Aceh, di Aceh, pesantren disebut juga dengan namadayeuh. Pengalaman di pesantren ini membuka mata saya untuk membuat kesimpulan, inilah model pendidikan yang paripurna, di sini ilmu umum diajarkan seratus persen dan ilmu agama diajarkan seratus persen, pendidikan berlangsung selama 24 jam, yang berlangsung secara kekeluargaan antara ustadz dan santri, ilmu bukan hanya diajarkan, tetapi sekaligus dipraktekan dan dicontohkan, leadership dan jiwa seni secara langsung terbentuk dengan pola pendidikan Istimbath hukum dan muhadhoroh

nostalgia makan di dapur umum
Pesantren yang berjarak delapan Jam perjalanan dari kota Medan itu, kini telah memiliki laboratorium yang megah, para alumninya telah tersebar ke seluruh Indonesia bahkan ke Negara tetangga, tenaga pengajar telah mumpuni semua, fisik bangunannya telah megah dan tidak ketinggalan zaman. Namun, bukan berarti semuanya sudah selesai, tantangan ke depan semakin berat, asa ini kami titipkan pada mereka yang muda-muda, tenaga mereka yang masih kuat, pikiran mereka yang masih fresh serta idealisme mereka yang masih menggebu-gebu, setidaknya membuat keyakinan bahwa tantangan ke depan yang berat ini, mampu mereka jawab sesuai tantangan yang timbul pada zaman mereka.

alumnus khusu mengikuti tausiyah
Untuk kolega kami yang telah lebih dahulu mendahului kami menghadap sang khaliq, seperti ayahanda Haji Adnan Lubis, ustad Siahaan, ustad Siregar dll, semoga amal mereka dilipat-gandakan Allah SWT, ditempatkan pada tempat terbaik di sisiNya, serta dinilai sebagai syuhada, kelak kamipun akan menyusul, harapan kami, kamipun dapat menyusul pada tempat terbaik sebagaimana yang kini telah ditempati oleh mereka……wallahu a’lam bishawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar